MODUL
strategi dan model-model
paikem
MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (GPAI)
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2011
MODUL
STRATEGI DAN
MODEL-MODEL
PAIKEM
Penulis : Bahrissalim & Abdul Haris
Hak Cipta dan Hak Moral pada penulis
Hak Penerbitan atau Hak Ekonomi pada Direktorat Pendidikan Agama Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa
izin dari penulis
Cetakan Pertama, 2011
DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil
’alamin Atas
ma’unahNyalah modul Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
untuk Program Pendidikan dan Latihan Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah ini
dapat diselesaikan. Semoga kehadirannya dapat membantu para guru dalam
mendalami materi-materi esensial yang telah dipilih.
Modul
ini berisi dua modul dan enam kegiatan belajar. modul ke satu berisi tiga kegiatan
belajar, dan modul ke dua berisi juga tiga kegiatan belajar. Modul ini adalah
hasil kerja barenga dari Drs.Abdul
Haris, MA dan Bahrissalim, MA Terimakasih kepada para kontributor modul yang
telah berbagi wacana. Jazakumullah ahsanal jaza`.
Meskipun
modul ini ditulis oleh orang yang menekuni di bidangnya, tetapi tetap saja
modul ini tidak sempurna. Masukan dan saran sangat diharapkan guna
penyempurnaan modul ini.
Jakrta, Marer
2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar___ 3
Daftar Isi___ 4
PENDAHULUAN
A.
SK – KD___ 8
B.
Isi Modul___ 9
C.
Peta Konsep___ 10
MODUL I : MODEL PEMBELAJARAN
TEMATIK,
KOOPERATIF DAN KONTEKSTUAL
Pengantar___ 11
A.
Kegiatan Belajar I: Pembelajaran Tematik___ 12
1.
Uraian Materi___ 12
2.
Rangkuman___ 24
3.
Latihan___ 25
4.
Tes formatif___ 26
5.
Balikan___ 28
B.
Kegiatan Belajar II: Pembelajaran
Kooperatif___ 29
1.
Uraian Materi___ 29
2.
Rangkuman___ 32
3.
Latihan ___ 32
4.
Tes formatif ___ 33
5.
Balikan
C.
Kegiatan Belajar III : Pembelajaran Kontekstual___ 36
1.
Uraian Materi___ 36
2.
Rangkuman___ 44
3.
Latihan___ 45
4.
Tes formatif ___ 46
5.
Balikan___ 47
MODUL II: MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
Pengantar___ 49
A.
Kegiatan Belajar I: Metode Pembelajaran
Aktif 1___ 50
1.
Uraian Materi___ 50
2.
Rangkuman___ 54
3.
Latihan___ 55
4.
Balikan___ 55
B.
Kegiatan Belajar II: Metode Pembelajaran
Aktif 2___ 56
1.
Uraian Materi___ 56
2.
Rangkuman___ 61
3.
Latihan___ 62
4.
Balikan___ 62
C.
Kegiatan Belajar III: Metode Pembelajaran Aktif 3___ 62
1.
Uraian Materi___ 62
2.
Rangkuman___ 70
3.
Latihan ___ 71
4.
Balikan___ 71
Daftar Pustaka___ 71
PENDAHULUAN
P
|
ada hakekatnya, mengajar adalah
membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian,
aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswalah
yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang
merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Dalam kenyataan
di sekolah-sekolah sering kali dijumpai guru sendiri yang aktif sedangkan siswa
tidak didorong atau tidak diberi kesempatan untuk beraktifitas. Betapa pentingnya
aktivitas belajar siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga John Dewey,
sebagai tokoh pendidikan, mengemukakan pentingnya prinsip ini melalui metode
proyeknya dengan semboyan learning by doing. Bahkan jauh sebelumnya para
tokoh pendidikan lainnya seperti Rousseau, Pestalozi, Frobel, dan Montessory
telah mendukung prinsip aktivitas dalam pengajaran ini.
Aktivitas
belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas
mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal yaitu:
aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan
eksperimen, dan demonstrasi; aktivitas lisan (oral activities) seperti
bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi; aktivitas
mendengarkan (listening aktivities) seperti mendengarkan penjelasan guru,
ceramah, pengarahan; aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik,
menari, melukis; dan aktivitas menulis (writting activities) seperti mengarang,
membuat makalah, membuat surat.
Setiap jenis
aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung
pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Yang
jelas, aktivitas kegiatan belajar siswa hendaknya memiliki kadar atau bobot
yang lebih tinggi.
Arti
penting dari keaktifan siswa untuk mendukung keberhasilannya dalam kegiatan
belajar itulah yang menjadi dasar diterapkannya pendekatan Active Learning
dalam pembelajaran. Pendekatan
ini diasumsikan pada prinsip-prinsip:
1.
Pembelajaran hanya bisa terjadi jika
siswa terlibat secara aktif
2.
Setiap siswa memiliki potensi
untuk bisa dikembangkan
3.
Peran guru lebih sebagai
fasilitator pembelajaran
Dari
pernyataan pertama dipahamai bahwa meskipun siswa hadir di ruang kelas, bisa
terjadi dia tidak belajar kalau dia tidak merasa terlibat dalam kegiatan
belajar karena dia hanya menjadi pihak yang pasif. Pernyataan kedua memberi
tahu guru agar member dorongan kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi
yang dimilikinya melalui diskusi, presentasi, peragaan dsb. Sedangkan
pernyataan ketiga member informasi bahwa pembelajaran pada masa sekarang ini
tidak mengikuti banking concept yang mengandaikan siswa ibarat tabung
kosong yang hanya pasif, menerima masukan apapun kedalamnya. Paradigma
pembelajaran sekarang ini adalah Student Centered Learning, pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk bisa memperoleh pengetahuan dengan
caranya sendiri. Dengan demikian tumbuh kemampuan dan kecintaannya pada
kegiatan belajar.
Untuk mendorong
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru sepatutnya menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi yang membuat siswa melakukan berbagai kegiatan
seperti membaca, melihat gambar (ilustrasi), menulis, berdiskusi, menyampaikan
pikiran, beradu argumentasi, mempraktekan suatu ketrampilan, dan tidak
memposisikan siswa sebagai pihak yang pasif, yang hanya dimita untuk
mendengarkan ceramah gurunya.
Metode yang demikian akan dapat
melayani banyak siswa yang tentu memiliki modalitas atau gaya belajar yang
berbeda-beda. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menyebutkan tiga tipe orang
dengan gaya belajar yang berbeda yaitu orang-orang tipe visual, orang-orang
tipe auditorial, dan orang-orang tipe kinestetik.
Modul ini
diharapkan dapat membantu para guru untuk kompeten dalam mendesain kegiatan
pembelajaran yang efektif, melalui pemilihan pendekatan yang tepat, penerapan
metode yang sesuai dengan materi pelajaran dan tehnik yang membuat siswa
bergairah.
A.
SK, KD, INDIKATOR
1.
Standat
Kompetensi Dasar
a. Memahami
Konsep Pembelajaran Aktif
b. Memahami
Metode-Metode Pembelajaran Aktif
2.
Kompetensi Dasar
a. Menerapkan
model pembelajaran tematik
b. Menerapkan
model pembelajaran kooperatif
c. Menerapkan
model pembelajaran kontekstual
d. Menerapkan
model pembelajaran aktif
3.
Indikator
a. Menjelaskan
konsep pembelajaran tematik
b. Menjelaskan
prosedur pembelajaran tematik
c. Memperaktekkan
pembelajaran tematik
d. Menjelaskan
konsep pembelajaran kooperatif
e. Menjelaskan
prosedur pembelajaran kooperatif
f. Memperaktekkan
pembelajaran kooperatif
g. Menjelaskan
konsep pembelajaran kontekstual
h. Menjelaskan
prosedur pembelajaran kontekstual
i.
Memperaktekkan pembelajaran kontekstual
j.
Menjelaskan konsep pembelajaran aktif
k. Menjelaskan
prosedur metode information search
l.
Menjelaskan prosedur metode card sort
m. Menjelaskan
prosedur metode the power of two
n. Menjelaskan
prosedur metode snow balling
o. Menjelaskan
prosedur metode poster comment
p. Menjelaskan
prosedur metode snow balling
q. Menjelaskan
prosedur metode team quiz
r.
Menjelaskan prosedur metode index card match
Tidak ada komentar:
Posting Komentar