IHSAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Tersetruktur Mahasiswa
Program Strata Satu (S.1) Tarbiyah
Kelompok Kelas : III D
Mata Kuliah : Akhlak Tassawuf
Dosen
Drs. H. Mahrur Adam Maulana, M.Ag.
Oleh
MUHAMMAD SYAEFUL ABDULLOH
NIM. 2103958
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
2011
Ihsan
Ihsan
(bahasa
Arab: احسان) adalah kata dalam
bahasa Arab yang berarti "kesempurnaan" atau "terbaik."
Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya.
Ihsan berasal
dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk
masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan. Allah swt. berfirman dalam
Al-Qur`an mengenai hal ini.
÷bÎ) óOçFY|¡ômr& óOçFY|¡ômr& ö/ä3Å¡àÿRL{ (
÷bÎ)ur öNè?ù'yr& $ygn=sù 4
#sÎ*sù uä!%y` ßôãur ÍotÅzFy$# (#qä«ÿ½Ý¡uÏ9 öNà6ydqã_ãr (#qè=äzôuÏ9ur yÉfó¡yJø9$# $yJ2 çnqè=yzy tA¨rr& ;o§tB (#rçÉi9tFãÏ9ur $tB (#öqn=tã #·Î6÷Ks? ÇÐÈ
jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang
saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain)
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana
musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra’ 7)
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# (
wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# (
`Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) (
wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# (
¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77)
(#qà)ÏÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# wur (#qà)ù=è? ö/ä3Ï÷r'Î/ n<Î) Ïps3è=ökJ9$# ¡
(#þqãZÅ¡ômr&ur ¡
¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÒÎÈ
dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195)
Ihsan adalah
puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt.
Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya.
Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah
swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga
seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang
sempurna dan akhlak yang mulia.
Oleh karenanya,
seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian
terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama,
yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah
saw. dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat Raulullah saw.
menjawab pertanyaan Malaikat Jibril —yang menyamar sebagai seorang manusia—
mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda
kepada para sahabatnya, “Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian
urusan agama kalian.” Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan
bahkan Allah swt. memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam
Al-Qur`an
QS. Al-Baqarah [2]: 148 tentang
Anjuran Berlomba dalam Kebaikan
9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkÏj9uqãB (
(#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuöyø9$# 4
tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù't ãNä3Î/ ª!$# $·èÏJy_ 4
¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÍÑÈ
dan bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah
(dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Isi Kandungan
1.
Setiap
umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke Ka’bah,
Bani Israil dan orang-orang Yahudi menghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah
memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap Ka’bah dalam salat.
2.
Hendaklah
kaum muslimin bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba
dalam berbuat kebajikan dan tidak menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang
yang ingkar sebagai penghambat.
3.
Allah akan
menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala amal
perbuatannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat
melemahkan-Nya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari pembalasan.
4.
Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti
menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya
dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman, berbuat
baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya.
Hadist anjuran berbuat baik
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ
مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث
:
Dari
Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal
radhiallahuanhuma dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda :
Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan
kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia
berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
- Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shalih.
- Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
- Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
- Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Refrensi
Sunarto, Ahmad. Terjemah
Hadits Shahih Muslim (Kitab Iman: Iman, Islam dan Ihsan). Penerbit Husaini,
Bandung, 2002.
Drs.Margiono, M.Pd DKK, Buku
agama islam lentera kehidupan. penerbit yudhistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar