Rabu, 25 April 2012

“STRATIFIKASI SOSIAL DAN PEMANFAATANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN”


MAKALAH

“STRATIFIKASI SOSIAL DAN PEMANFAATANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Sosiologi Pendidikan
Dosen pembimbing : Drs, A. Taufik Hidayah TR, M. Si

STAINU%202

Disusun Oleh :

Muhammad Syaeful Abdulloh
NIM     : 2103958



KELAS : 1 D PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
TAHUN AKADEMIK 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
            Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” STATIFIKASI SOSIAL ” dengan lancar. Dalam penulisan makalah ini saya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada Drs, A. Taufik Hidayah TR, M. Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Pendidikan, dan kepada semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
            Saya sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu saya selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca yang budiman pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb




Kebumen,   November 2010

Penyusun





ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................        i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................    iii
BAB I PENDAHUAN ................................................................................ 1
BAB II PERUMUSAN MASALAH ............................................................           2
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................  3
1.    STRATIFIKASI SOSIAL ..........................................................           3
2.    LATAR BELAKANG ................................................................      4
3.    PROSES STRATIFIKASI SOSIAL ..........................................   5
4.    MACAM-MACAM STRATIFIKASI SOSIAL ............................   5
5.    PROSES SOSIALISASI ..........................................................      6
6.    PENUTUP ................................................................................       8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 9












iii
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
            Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.

















1
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
1.    Apakah yang dimaksud dengan Stratifikasi Sosial . . .?
2.    Apa yang melatar belakangi munculnya Stratifikasi Sosial . . . ?
3.    Bagaimana proses Stratifikasi Sosial . . . ?




















2
BAB III
STRATIFIKASI SOSIAL
PENGERTIAN
Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Para Pakar Sosiologi
1. Pitirim A. Sorokon
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)

2. Max Weber
            Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, privillege, dan prestise

3. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditetapkan di atas kategori dan hak-hak yang berbeda

4. Ibrahim (2002)
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan proses penempatan diri di dalam suatu lapisan (subyektif) atau menempatkan orang ke dalam lapisan (obyektif)

5. Bruce J. Cohen
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan sistem yang menempatkan seseorang sesuia dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai

            Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan

7. Astried S. Susanti
            Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan hasil kebiasaan hubungan antar manusia secarateratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakat


3
8. Chester L. Hunt dan Paul B. Horton
            Mendefinisikan stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan setatus yang berlaku dalam suatu masyarakat

9. Robert M. Z. Lawang
            Mendefinisikan stratifikasi sosial adalah penggolongan oraang-orang yang termasuk dalam suatu sistam sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan herarkis menurut dimensi kekusaan, privillege, dan prestise

10. Soerjono Soekanto
            Mendefinisikan stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal
Dari pengertian-pengertian yang di kemukakan oleh para pakar sosiologi dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan/penggolongan/pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.

LATAR BELAKANG STRATIFIKASI SOSIAL

1. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

2. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

4

3. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

PROSES STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis,
karena faktor-faktor yang dibawa indiviu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.

b. Terjadi dengan sengaja
untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

MACAM-MACAM STRATIFIKASI SOSIAL
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
5
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Contoh seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

PROSES SOSIALISASI
George Herbert Mead Berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap berikut

Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

Tahap meniru (Play Stage)

            Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)



6
Tahap siap bertindak (Game Stage)
           Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingikga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas.


























7
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas tertentu.

     B. SARAN
Saya sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu saya selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, selanjutnya kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.











8
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahsanudin, S. Pd, Modul sosiologi, Solo hayati 2008
2. organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial
3. id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080730005515AAZXpEj
4. psb-psma.org/content/.../stratifikasi-sosial-dan-diferensiasi-sosial
5. nyanyoataraxis.wordpress.com/2009/03/30/stratifikasi-sosial-
6. nilaieka.blogspot.com/2010/03/proses-sosialisasitahap-sosialisasi.html

































9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar