MAKALAH
“STRATIFIKASI
SOSIAL DAN PEMANFAATANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Ujian Tengah Semester
Sosiologi Pendidikan
Dosen pembimbing : Drs, A. Taufik Hidayah
TR, M. Si
Disusun Oleh :
Muhammad Syaeful Abdulloh
NIM :
2103958
KELAS : 1 D PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
TAHUN AKADEMIK 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” STATIFIKASI SOSIAL ” dengan lancar. Dalam penulisan
makalah ini saya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada Drs, A.
Taufik Hidayah TR, M. Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah Sosiologi Pendidikan, dan kepada semua pihak yang telah
membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Saya sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai
kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu saya selaku penyusun makalah ini mohon
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya
dan para pembaca yang budiman pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kebumen, November 2010
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
.................................................................................. i
KATA
PENGANTAR
................................................................................ ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
BAB I
PENDAHUAN
................................................................................ 1
BAB II
PERUMUSAN MASALAH ............................................................ 2
BAB III
PEMBAHASAN
........................................................................... 3
1.
STRATIFIKASI
SOSIAL .......................................................... 3
2.
LATAR BELAKANG
................................................................ 4
3.
PROSES STRATIFIKASI
SOSIAL .......................................... 5
4.
MACAM-MACAM
STRATIFIKASI SOSIAL ............................ 5
5.
PROSES
SOSIALISASI .......................................................... 6
6.
PENUTUP
................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA
................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa
berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan
masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap
sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam
masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap
sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya
bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama
sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
1
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang
dimaksud dengan Stratifikasi Sosial . . .?
2.
Apa yang melatar
belakangi munculnya Stratifikasi Sosial . . . ?
3.
Bagaimana proses
Stratifikasi Sosial . . . ?
2
BAB III
STRATIFIKASI SOSIAL
PENGERTIAN
Pengertian
Stratifikasi Sosial Menurut Para Pakar Sosiologi
1. Pitirim A.
Sorokon
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
2. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial
sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, privillege,
dan prestise
3. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditetapkan di
atas kategori dan hak-hak yang berbeda
4. Ibrahim (2002)
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan proses penempatan diri di
dalam suatu lapisan (subyektif) atau menempatkan orang ke dalam lapisan
(obyektif)
5. Bruce J. Cohen
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan sistem yang menempatkan
seseorang sesuia dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada
kelas sosial yang sesuai
6. P.J. Bouman
Mendefinisikan
stratifikasi sosial merupakan golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi
kemasyarakatan
7. Astried S.
Susanti
Mendefinisikan stratifikasi sosial
merupakan hasil kebiasaan hubungan antar manusia secarateratur dan tersusun
sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya
dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakat
3
8. Chester L. Hunt dan Paul
B. Horton
Mendefinisikan stratifikasi sosial berarti sistem
perbedaan setatus yang berlaku dalam suatu masyarakat
9. Robert M. Z.
Lawang
Mendefinisikan stratifikasi sosial
adalah penggolongan oraang-orang yang termasuk dalam suatu sistam sosial
tertentu kedalam lapisan-lapisan herarkis menurut dimensi kekusaan, privillege,
dan prestise
10. Soerjono
Soekanto
Mendefinisikan stratifikasi sosial
adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda
secara vertikal
Dari pengertian-pengertian yang di
kemukakan oleh para pakar sosiologi dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Stratifikasi
sosial adalah pengkelasan/penggolongan/pembagian masyarakat secara vertikal
atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana
direktur berada pada tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor
atau supervisor di perusahaan tersebut.
LATAR BELAKANG STRATIFIKASI SOSIAL
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan
(materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak
mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian
pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan
yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja.
2. Ukuran kehormatan
Ukuran
kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang
yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan
sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4
3. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran
ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam
gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional
seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini
jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu
yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang
tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli
skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
PROSES STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis,
karena faktor-faktor yang dibawa indiviu sejak lahir. Misalnya, kepandaian,
usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam
masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja
untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang
resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai
politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.
MACAM-MACAM STRATIFIKASI SOSIAL
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi di mana
tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau
tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup
yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah
biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani
miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
5
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi
sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya
dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang
lain.
Contoh seperti tingkat pendidikan,
kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan
bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi
karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan
sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia
mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
PROSES SOSIALISASI
George Herbert Mead Berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang
dapat dibedakan melalui tahap-tahap berikut
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman
tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru
meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa
nama orang tuanya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk.
Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan
nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti
(Significant other)
6
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai
berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun
meningkat sehingikga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama
dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman
sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya
secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari
bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas.
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas.
7
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam
sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan
status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat
ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada
yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi
dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan
masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang
menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah
kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas tertentu.
B. SARAN
Saya sadar bahwa sebagai
manusia tentu mempunyai kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu saya selaku
penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
banyak kesalahan, selanjutnya kritik dan saran dari para pembaca yang budiman
sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ahsanudin, S. Pd, Modul sosiologi, Solo hayati 2008
2. organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial
3.
id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080730005515AAZXpEj
4. psb-psma.org/content/.../stratifikasi-sosial-dan-diferensiasi-sosial
5. nyanyoataraxis.wordpress.com/2009/03/30/stratifikasi-sosial-
6.
nilaieka.blogspot.com/2010/03/proses-sosialisasitahap-sosialisasi.html
9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar