BAB I
PENDAHULUAN
Hari
besar dalam satu masyarakat merupakan sistem nilai tertentu yang di jadikan
pedoman hidup oleh masyarakat. Karena di jadikakn acuan dalam bertingkah dan
bertingkah laku maka Hari besar cenderung menjadi tradisi dalam satu
masyarakat. Tradisi adalah sesuatu yang sulit berubah karena sudah menyatu
dalam kehidupan sehari-sehari. Tradisi merupakan bentuk norma-norma yang terbentuk
dari bawah, sehingga sulit untuk di ketahui sumber asalnya. Oleh karena itu,
tampaknya tradisi sudah terbentuk sebagai norma yang dibakukan dalam kehidupan
masyarakat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TAHUN BARU ISLAM
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (at-taqwim al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan
yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini
dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah
tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah,
yakni pada tahun 622 M. Di beberapa negara
yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai
sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam menggunakan peredaran bulan
sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang
menggunakan peredaran matahari.
Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada zaman Khalifah Umar bin Khatab,
yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.
Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30
hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah SWT:
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin
itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah
bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS : At
Taubah(9):36).
Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah
menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak
menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui
bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah di tahun gajah. Abu Musa Al-Asyári
sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada
Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada
tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar
lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin
Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi
Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a. Mereka
bermusyawarah mengenai kalender Islam.
2
Ada yang mengusulkan berdasarkan milad
Rasulullah SAW. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad SAW
menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu
berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).
Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama
dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw. Sedangkan
nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang
telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab.
B. HARI RAYA IDUL
ADHA
Idul Adha (Hari Raya Haji) adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban,
yaitu ketika nabi Ibrahim As, yang bersedia untuk
mengorbankan putranya Ismail As untuk Allah SWT, akan mengorbankan putranya Ismail As, kemudian digantikan oleh-Nya dengan
domba. Pada hari raya ini, umat Islam
berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika
merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah SWT kepada
Nabi Ibrahim As
yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah
perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi
umat Islam. Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang
bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang
melambangkan Iblis dan harus dilempari
batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji. Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji
yang dilaksanakan umat Muslim.
Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah haji
adalah wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika
jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, sebagaimana sabda
Nabi SAW. Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. (HR at-Tirmidzi, Ibn
Majah, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, Ahmad, dan al-Hakim. Al-Hakim berkomentar,
“Hadits ini sahih, sekalipun beliau berdua [Bukhari-Muslim] tidak
mengeluarkannya”).
3
Dalam hadits
yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa amir Makkah
pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata: Rasulullah SAW. telah berpesan
kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal
Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil
(yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan
kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni)
Hadits ini
menjelaskan: Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada
hasil ru’yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa
ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah,
tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan, untuk melakukan ru’yat; jika tidak
berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amir
Makkah.
C. HARI RAYA IDUL FITRI
Idul Fitri (‘Īdu
l-Fiṭr) adalah hari raya umat Islam
yang jatuh pada tanggal 1 Syawal
pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang
berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa
jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari
penanggalan Masehi.
Cara menentukan 1 Syawal
juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya
pada tanggal Masehi
yang berbeda. Pada tanggal 1 Syawal,
umat Islam
berkumpul pada pagi hari dan menyelenggarakan Salat Ied
bersama-sama di masjid-masjid, di tanah lapang, atau bahkan jalan raya
(terutama di kota besar) apabila area ibadahnya tidak cukup menampung jamaah.
Idul Fitri menandai berakhirnya puasa pada bulan Ramadan. Salat Idul Fitri biasanya dilakukan di
lapangan. Adapun hukum dari Salat Idul Fitri ini adalah sunnah mu'akkad.
Sebelum salat, kaum muslimin mengumandangkan takbir. Takbir mulai
dikumandangkan setelah bulan Syawal dimulai. Selain menunaikan Salat Sunnah
Idul Fitri, kaum muslimin juga harus membayar zakat fitrah sebanyak 2,7 kilogram bahan pangan pokok.
Tujuan dari zakat fitrah sendiri adalah untuk memberi kebahagiaan pada kaum
fakir miskin. Kemudian, Khutbah diberikan setelah Salat Idul Fitri berlangsung,
dan dilanjutkan dengan do'a. Setelah itu, kaum muslimin saling bermaaf-maafan.
Terkadang beberapa orang akan berziarah mengunjungi kuburan.
4
Umat Islam di
Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul
kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya
pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri,
umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang
paling utama adalah Mudik
atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki
jalan-jalan yang dilalui. Hari Raya Idul Fitri di Indonesia
diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim. Biasanya,
penetapan Idul Fitri ditentukan oleh pemerintah, namun beberapa ormas Islam
menetapkannya berbeda. Idul Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, dimana
sebagian besar masyarakat pulang kampung (mudik) untuk merayakannya
bersama keluarga. Selama perayaan, berbagai hidangan disajikan. Hidangan yang
paling populer dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia adalah ketupat, yang
memang sangat familiar di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Bagi anak-anak, biasanya para orang tua memberikan uang raya kepada mereka.
Selama perayaan, biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah tetangga ataupun
saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan "halal
bi-halal", memohon maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat
negara juga mengadakan open house bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi.
Di Malaysia, Singapura, dan Brunei, Idul Fitri dikenal
juga dengan sebutan Hari Raya Puasa atau Hari Raya Aidil Fitri. Masyarakat di
Malaysia dan Singapura turut merayakannya bersama masyarakat Muslim diseluruh dunia. Seperti di Indonesia, malam sebelum
perayaan selalu diteriakkan takbir di masjid ataupun mushala, yang mengungkapkan kemenangan dan kebesaran
Tuhan. Diperkampungan, biasanya banyak masyarakat yang menghidupkan pelita
atau panjut, atau obor di Indonesia.
Banyak bank, perkantoran swasta
ataupun pemerintahan yang tutup selama perayaan Idul Fitri hingga akhir minggu
perayaan. Masyarakat disini biasanya saling mengucapkan "Selamat Hari
Raya" atau "Salam Aidil Fitri" dan "Maaf lahir dan batin"
sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Di Malaysia juga ada tradisi balik
kampung, atau mudik di Indonesia. Disini juga ada tradisi pemberian
uang oleh para orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit
raya.
Umat Muslim adalah minoritas di Filipina, sehingga sebagian besar masyarakat tidak
begitu familiar dengan perayaan ini. Namun, perayaan Idul Fitri sudah diatur
sebagai hari libur nasional oleh pemerintah dalam Republic Act No. 9177
dan berlaku sejak 13 November 2002.
5
Di Bangladesh,
India,
dan Pakistan,
malam sebelum Idul Fitri disebut Chand Raat,
atau malam bulan. Orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mal untuk
berbelanja, dengan keluarga dan anak-anak mereka. Para perempuan,
terutama yang muda, seringkali satu sama lain mengecat tangan mereka dengan
bahan tradisional hennadan serta memakai rantai yang
warna-warni.
Cara yang
paling populer di Asia Selatan selama perayaan Idul Fitri adalah dengan
mengucapkan Eid Mubarak kepada yang lain. Anak-anak didorong untuk
menyambut para orang tua. Didalam penyambutan ini, mereka juga berharap untuk
memperoleh uang, yang disebut Eidi, dari para orang tua.
Di pagi Idul
Fitri, setelah mandi dan bersih, setiap Muslim didorong
untuk menggunakan pakaian baru, bila mereka bisa mengusahakannya. Sebagai
alternatif, mereka boleh menggunakan pakaian yang bersih, yang telah dicuci.
Orang tua dan anak laki-laki pergi ke masjid atau lapangan
terbuka, tradisi ini disebut Eidgah, salat Ied,
berterimakasih kepada Allah karena diberi kesempatan beribadah di bulan Ramadan
dengan penuh arti. Setiap Muslim diwajibkan untuk membayar Zakat Fitri atau
Zakat Fitrah kepada fakir miskin, sehingga mereka dapat juga turut merayakan hari
kemenangan ini.
Setelah salat, perkumpulan itu
dibubarkan dansetiap Muslim saling bertamu dan menyambut satu sama lain
termasuk anggota keluarga, anak-anak, orang tua, teman dan tetangga mereka.
Sebagian Muslim
juga berziarah ke makam
anggota keluarga mereka untuk berdoa bagi keselamatan almarhum. Biasanya, anak-anak mengunjungi
sanak keluarga dan tetangga yang lebih tua untuk meminta maaf dan mengucapkan
salam.
Setelah bertemu
dengan teman dan sanak keluarganya, banyak orang yang pergi ke pesta-pesta,
karnaval, dan perayaan khusus di taman-taman (dengan bertamasya, kembang api,
mercon, dan lain-lain). Di Bangladesh, India,
dan Pakistan,
banyak dilakukan bazar,
sebagai puncak Idul Fitri. Sebagian Muslim juga memanfaatkan perayaan ini untuk
mendistribusikan zakat mal, zakat atas kekayaannya, kepada orang-orang miskin.
Dengan cara
ini, umat Muslim di Asia Selatan merayakan Idul Fitri dalam suasana yang meriah,
sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah, dan mengajak keluarga mereka,
teman, dan para fakir miskin, sebagai rasa kebersamaan.
6
Di Arab Saudi,
tepatnya di Riyadh,
umat Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar
seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik, dan
sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang
dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa
negara Timur Tengah
lainnya.
Di Cina,
tepatnya di Xinjiang,
perayaan Lebaran justru tampak meriah. Kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah
putih, sementara wanita memakai baju hangat dan kerudung setengah tutup. Seusai salat Idul Fitri, pesta makan dan bersilaturahim pun
dilakukan.
Lebaran di Iran justru kurang semarak.
Hal ini karena mayoritas umat Islam di sana adalah pengikut ajaran Syiah. Setelah salat Idul Fitri di masjid atau
lapangan, mereka cukup melanjutkannya dengan acara silaturahmi bersama keluarga
dan ditutup dengan acara pemberian makanan dari keluarga kaya kepada yang
kurang mampu.
Di Eropa, perayaan Idul Fitri
tidak dilakukan dengan begitu semarak. Di Inggris misalnya, Idul Fitri tidak diperingati
sebagai hari libur nasional. Kaum muslimin di Inggris harus mencari informasi tentang hari Idul
Fitri. Biasanya, informasi ini didapat dari Islamic Centre terdekat atau dari
milis Islam. Idul Fitri dirayakan
secara sederhana di Inggris. Khotbah disampaikan
oleh Imam masjid setempat, dilanjutkan dengan bersalam-salaman. Biasanya di
satu area dimana terdapat banyak kaum Muslimin disana, kantor-kantor dan
beberapa sekolah di area tersebut akan memberikan satu hari libur untuk kaum
muslimin. Untuk menentukan hari Idul Fitri sendiri, para ulama dan para ahli agama Islam sering mengadakan rukyat hisab
untuk menentukan hari raya Idul Fitri.
Di Turki, Idul Fitri dikenal
dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling
mengucapkan "Bayramınız Kutlu Olsun", "Mutlu
Bayramlar", atau "Bayramınız Mübarek Olsun". Pada
Idul Fitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik mereka (dikenal
sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi ketempat orang-orang yang
mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan teman-teman mereka serta
menziarahi kuburan keluarganya yang telah tiada.
7
Pada masa itu, orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan mereka yang
lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka selagi mengucapkan salam Bayram. Para
anak-anak kecil juga biasa mendatangi rumah-rumah disekitar lingkungannya untuk
mengucapkan salam, dimana mereka biasanya diberikan permen, cokelat,
permen tradisional seperti Baklava dan Lokum, atau sejumlah kecil uang.
Umat Muslim di Amerika Utara pada
umumnya merayakan Idul Fitri dengan cara yang tenang dan khidmat. Karena
penetapan hari raya bergantung pada peninjauan bulan, seringkali banyak
masyarakat tidak sadar bahwa hari berikutnya sudah Idul Fitri. Masyarakat
menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan penghujung Ramadan dan permulaan Syawal. Orang Amerika Utara yang berada di wilayah
timur bisa jadi merayakan Idul Fitri pada hari yang berbeda dibanding mereka
yang di wilayah barat. Pada umumnya, penghujung Ramadan diumumkan via e-mail,
website, atau melalui sambungan telepon.
Umumnya, keluarga Muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk
menyiapkan makanan kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan
baru. Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara
mereka, karena kebanyakan Muslim disana ialah imigran. Selanjutnya mereka akan pergi ke majlis
yang paling dekat untuk salat. Salat itu bisa
diadakan di masjid lokal, ruang pertemuan hotel, gelanggang, ataupun stadion lokal. Salat Idul Fitri sangat penting, dan umat Muslim didorong
untuk salat Id memohon ampunan dan pahala. Setelah salat, ada kutbah dimana
imam memberikan nasihat bagi jamaahnya dan biasanya didorong untuk mengakhiri
setiap kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin mereka punya. Setelah
salat dan kutbah, para jamaah saling memeluk dan satu sama lain saling mengucapkan selamat
Idul Fitri. Muslim di Amerika Utara juga merayakan Idul Fitri dengan cara
saling memberi dan menerima hadiah kepada keluarga.
Empire State Building di New York City,
Amerika Serikat,
memancarkan lampu-lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari raya
Idul Fitri pada tanggal 12-14 Oktober 2007.
D. MAULID NABI MUHAMMAD
SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW,
yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata
maulid atau milad dalam bahasa Arab
berarti hari lahir.
8
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said
al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan
Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang
sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya
memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
Masyarakat muslim di Indonesia
umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan
seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji
dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal
disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan
perayaan dan permainan gamelan Sekaten.
Sebagian
masyarakat muslim Sunni
dan Syiah
di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12
Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal,
yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.
Maulid
dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta
di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas,
contohnya antara lain di India,
Britania,
dan Kanada.
Arab Saudi
adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak
menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi. Partisipasi dalam ritual perayaan
hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan
kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.
Terdapat
beberapa kaum ulama
yang berpaham Salafi
dan Wahhabi yang tidak merayakannya karena
menganggap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid'ah,
yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka
berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakannya keliru dalam menafsirkannya
sehingga keluar dari esensi kegiatannya. Namun demikian, terdapat pula ulama
yang berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah hal bid'ah, karena
merupakan pengungkapan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
9
E. ISRA MI'RAJ
Isra Mi'raj
(al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini
merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada
peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah
untuk menunaikan salat
lima waktu sehari semalam.
Isra Mi'raj
terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun
pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah
al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian,
dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri
menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha
meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan
Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri
menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui
secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj.
Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra,
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam "diberangkatkan" oleh
Allah SWT dari Masjidil Haram
hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang
merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari
Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
10
PENUTUP
Hari besar merupakan
pedoman bagi masyarakat, maka dalam masyarakat pemeluk agama
perangkat-perangakat yang berlaku umum dan menyeluruh sebagai norma-norma
kehidupan akan cenderung kemuatan keberagaman. Dengan demikian, Makin
kuat tradisi keagamaan dalam suatu masyarakt akan makin terlihat peran yang
dominan pengaruhnya dalam kebudayaan. Sebaliknya makin sekulernya suatu
masyarakat maka pengaruh tradisi keagamaan dalam kehidupan masyarakat akan
memudar.
Dalam penyusunan makalah
ini tentunya masih banyak sekali kekurangan, karena keterbatasan saya, walaupun
begitu, saya sangat berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi saya pada umumnya
dan pembaca pada khususnya. Selanjutnya kritik dan saran yang membangu sangat
saya harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Weigers, Gerard."Ibadat". Encyclopedia of
Islam and the Muslim world,
Hidayah - Tradisi Lebaran di Sejumlah Negara.
Edisi
109, September 2010
Sahih Bukhari 1900; Sahih Muslim
1130
Abu Majdi Haraki, 2007. Misteri Isra Mi'raj. 206. Jogjakarta: DIVA Press.
Peringatan Maulid Nabi SAW, Agar Tidak
Menjadi Tradisi dan Seremoni Belaka. Hizbut Tahrir
Indonesia. Bulletin Al-Islam, hal 1, Edisi 348/Tahun XI
Ayyatullahi,
Sayyid Mehdi. Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Jakarta: Penerbit Al-Huda. ISBN 979-3515-42-2
12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar